NERS NEWS - Pada hari Jumat, 5 Juli 2024 telah diselenggarakan Program Kerja Bidang Kesehatan dari kelompok KKN-BBK 4 Universitas Airlangga dengan tema kegiatan “Demonstrasi Pembuatan Agar-Agar Daun Kelor”. Kegiatan ini diusung oleh kelompok yang beranggotakan 9 orang dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yaitu Syifa’ul Lailiyah, S.KM., M. Kes. yang merupakan dosen Universitas Airlangga dari Kampus FIKKIA (Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam) Banyuwangi.
Pemilihan daun kelor sebagai bahan dasar pembuatan agar-agar ini juga didasarkan atas khasiat daun kelor dan kasus kesehatan dengan prevalensi tinggi khususnya di Desa Badean, Banyuwangi. Prevalensi kasus kesehatan yang cukup mengkhawatirkan di Desa Badean, Banyuwangi adalah gizi buruk pada balita yang berdampak signifikan pada tumbuh kembang anak di masa mendatang. Dengan melihat kebermanfaatan terhadap penanganan kasus gizi buruk, daun kelor kemudian diolah menjadi bahan pangan yang mudah diterima di lidah masyarakat dengan bentuk yang menarik misalnya dijadikan agar-agar.
Daun kelor merupakan salah satu tumbuhan dengan beraneka manfaat yang banyak ditemukan terutama di negara-negara tropis seperti di Indonesia. Daun kelor juga sering dijuluki sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib sebab terbukti secara alamiah memiliki gizi dan kandungan yang berkhasiat khususnya bagi kesehatan. Tumbuhan dengan nama latin Moringa oleifera ini mempunyai formulasi probiotik yang baik untuk meningkatkan kesehatan pencernaan sebab membantu pertumbuhan dan aktivitas bakteri baik dalam usus. Selain itu, daun kelor juga memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi meliputi vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, dan protein.
Kegiatan pembuatan agar-agar dari daun kelor ini menyasar ibu-ibu kader kesehatan di Desa Badean, Banyuwangi. Kader kesehatan yang mengikuti kegiatan demonstrasi ini sebanyak 15 orang serta didukung oleh kehadiran Bidan Desa, yaitu Lilik Tursilawati, Amd.Keb. Menurut keterangan Bidan Desa, daun kelor telah menjadi salah satu sumber nutrisi yang terjangkau dan sumber daya lokal yang familiar dimanfaatkan sebagai bahan makanan sehari-hari. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Canadian Research and Development Center for Probiotics, dalam konteks proyek dapur komunitas, daun kelor berpotensi besar dalam membantu memberdayakan wanita dan meningkatkan status gizi keluarga mereka. Dengan memasukkan daun kelor sebagai bahan dasar makanan, diharapkan dapat mengurangi risiko gizi buruk dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak terutama selama 1000 hari pertama kehidupan yang menjadi periode kritis untuk perkembangan anak.
Hasil dari kegiatan demonstrasi ini, ibu-ibu kader kesehatan menjadi mengetahui dan dapat memahami cara pembuatan agar-agar daun kelor dengan benar. Sehingga diharapkan informasi dan pengetahuan yang didapatkan dari program kerja KKN-BBK 4 Badean ini dapat diterapkan dan disebarkan kepada masyarakat lainnya, khususnya ibu-ibu dengan anak balita. Di samping itu, kegiatan ini berkaitan dengan implementasi SDGs (Sustainable Development Goals) nomor 3, yaitu “Good Health and Well-Being” melalui usaha pemberdayaan masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat dan peningkatan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Daftar Pustaka
Balebu, D. W., Aminuddin, R., Hadju, V., Arsin, A., Jafar, N., Herawati, & Mallongi, A. (2023). The Miracle of Moringa Oleifera Leaves for the Prevention of Anemia: A Literature Review. Pharmacognosy Journal, 15(6 Suppl), 1258-1261. http://doi.org/10.5530/pj.2023.15.228
Enos, M.K., Burton, J.P., Dols, J., Buhulata, S., Changalucha, J., & Reid, G. (2013). Probiotics and nutrients for the first 1000 days of life in the developing world. Beneficial Microbes, 4(1), 15-30. https://doi.org/10.3920/BM2012.0020
Penulis : Ni Putu Ayu Cahyanti (Fakultas Keperawatan)
Editor : Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)
