NERS NEWS - Tiap anak bawa rejekinya masing- masing tidak perlu dibatasi, sering kita dengar di lingkungan masyarakat seperti pepatah “Banyak Anak Banyak Rejeki”. Namun seiring dengan kemajuan pembangunan pertambahan anggota baru dalam lingkup keluarga sangat berhubungan erat dengan kesehatan ibu jika sering hamil melahirkan dan terkait juga dengan pemenuhan kebutuhan dasar 3A Anak yaitu (Asah, Asih, Asuh). Maka sangat penting bagi Pasangan Usia Subur untuk mengendalikan potensi masa produktif. Keluarga berencana sudah dicanangkan secara resmi oleh Pemerintah Indonesia melalui dibentuknya BKKBN sejak tahun 1970 meskipun perintisan KB sudah pada periode sebelumnya dengan semboyan 2 anak cukup, karena 2 anak yang akan menggantikan kedudukan orang tua, sehingga secara demografi struktur kependudukan diharapkan stabil. Namun beberapa studi menunjukkan banyak pasangan usia subur yang mengalami Unmeet Need Kontrasepsi, pasangan usia subur kelompok milenial kurang tertarik menggunakan kontrasepsi efektif, cenderung mencoba-coba kontarasepsi alami dengan kegagalan KB yang tinggi sehingga terjadi kehamilan yang tidak terencana.
Keadaan tersebut menjadi pertimbangan bagi mahasiswa Alih Jenis II B21 bekerja sama dengan tim Keperawatan Maternitas melaksanakan Project Based Learning dengan tema “Keluarga Berencana: Keluarga Bahagia” pada hari Sabtu, 24 November 2018 di di Kelurahan Gebang Putih Sukolilo Surabaya. Kegiatan dibuka langsung oleh Bapak Agus selaku Lurah Gebang Putih didampingi ibu Ketua Penggerak PKK Kelurahan, diawali dengan menyangikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars PKK. Bapak Lurah menyampaikan “apresiasi kegiatan mahasiswa yang secara langsung ke masyarakat menyampaikan materi yang di dapat di kampus, karena sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat dengan diamalkan bukan dijual”. Kegiatan juga dihadiri oleh 2 orang petugas Kesehatan Puskesmas Klampis dan Perwakilan Tim Dosen Keperawatan Maternitas Ibu Ni Ketut Alit Armini, SKp., M.Kes. Peserta kegiatan sebanyak 29 orang perwakilan kader PKK kelurahan yang sangat antusias dan kritis menyimak materi. Informasi yang disampaikan pada prinsipnya adalah proses penyegaran untuk menggemakan lagi Keluarga Berencana, sehingga kader PKK yang menjadi ujung tombak penggerak kesehatan masyarakat dapat mengingatkan dan memotivasi PUS yang ada di lingkungan tempat tinggal kader untuk mengikuti program Keluarga Berencana dengan mempertimbangkan aspek keamanan, efektifitas, ekonomi, kondisi kesehatan, maupun penerimaan pasangan.
Kegiatan dilaksanakan dengan Brainstorming, Ceramah, Diskusi Atraktif (BCDA) dan Demontrasi Jenis Alat Kontrasepsi. Banyak pertanyaan kritis yang disampaikan oleh kader seperti tentang risiko kegagalan KB IUD, menyusui dan KB, Efek samping KB bagi kesehatan. Bagimana menghindari bahaya efek samping kontrasepsi, dan lain- lainnya. Kegiatan juga disertai dengan pemberian doorprize alat rumah tangga, dan dan di akhir acara disertai dengan pemeriksaan kesehatan dasar seperti tekanan darah dan tes gula darah. Materi PJBL yang dilaksanakan oleh mahasiswa diharapkan getuk tular oleh Kader PKK kepada Pasangan Usia Subur untuk mengantisipati ummet need KB karena KB tidak sebatas untuk keluarga sendiri yang bahagia tetangga tidak peduli, tetapi scope yang lebih luas dari aspek sosial, kependudukan. Keluarga aman dan bahagia dengan keluarga berencana maka masyarakat jaya dan sejahtera.
Penulis: Lisa Setyowati & NKA Armini