INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Peningkatan Nilai Ekonomi Buah Naga yang Tak Laku dijual Menuju Kemandirian Ekonomi Rumah Tangga

×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 734

NERS NEWS - Kamis dan Jumat (11-12/7) bertempat di Balai Desa Glagah Agung, Purwoharjo Banyuwangi, tim Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga membidani sejumlah ibu-ibu rumah tangga untuk mengolah buah ‘limbah’ naga menjadi sesuatu yang menghasilkan secara ekonomi. Tim yang beranggotakan tiga orang (Sylvia Dwi Wahyuni, Setho Hadisuyatmana, dan Rista Fauziningtyas) ini bekerjasama dengan Desa Glagah Agung mencoba meningkatkan nilai jual buah naga yang tidak laku dijual (grade B dan C) dan biasanya menjadi pakan ternak ataupun dibuang begitu saja ke sungai menjadi olahan dodol, syrup, dan selai yang bebas bahan pengawet.

“Buah grade B dan C biasanya tidak laku dijual, kalaupun iya, mungkin hanya seharga Rp. 50 saja per kilo”, ujar ketua tim, Sylvia Dwi Wahyuningsih. Sylvia menambahkan, “Padahal kalau soal rasa dan isi buah, kualitasnya sama. Hanya saja, buah grade B dan C itu secara tampilan luar tidak menarik, warnanya tidak merah merata, belang-belang dengan warna hijau ataupun ada luka di kulitnya.”

Lurah Desa Glagah Agung yang membuka acara tersebut, Ponirin, berharap kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian ibu rumah tangga di wilayahnya. “Pembinaan ini nantinya tidak cukup satu kali kedatangan. Ke depan, kita akan datang lagi untuk mencoba menghubungkan kelompok produksi yang kita bina sekarang dengan toko souvenir dan oleh-oleh di sekitar Banyuwangi,” Rista Fauziningtyas. “Tidak jarang juga dari Ibu-ibu yang datang menanyakan kembali resep pembuatan dodol dan syrupnya. Kayaknya mereka akan buka sendiri-sendiri”, pungkasnya.

“Kita sih berharap saja, Ibu-ibu yang ikut tidak hanya antusias pas acara ini saja. Kalau memang bener terus berproduksi, kita yakin bisa masuk dan diterima masyarakat sebagai pembeli. Karena secara rasa, sudah sangat layak kalau jadi oleh-oleh khas, yang baru dari Banyuwangi”, Setho menutup wawancara ini.

Penulis: Setho Hadisuyatmana, S.Kep.Ns., M.NS. (CommHlth&PC)

Pin It
Hits 1167

Berita Terbaru