NERS NEWS - Anak-anak memiliki kondisi dimana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna sehingga anak mengalami penurunan status kesehatan dan membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Pada saat anak berada di rumah sakit, anak akan mengalami banyak krisis. Anak harus tinggal di lingkugan yang asing, tinggal bersama banyak orang, mendengarkan orang lain menangis, merengek, bahkan hingga mendapatkan tindakan-tindakan yang bisa membuat mereka kurang nyaman. Keadaan tersebut dapat berdampak cukup parah ada status mental anak jika tidak diperhatikan oleh orang tua dan para tenaga kesehatan di rumah sakit.
Pada hari Jumat (10/11/2023), Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga melakukan upaya dalam mengurangi dampak hospitalisasi pada anak yang mana anak cenderung berpikir bahwa tenaga kesehatan di rumah sakit terkesan hanya menyakiti dan membuat kurang nyaman terbantahkan. Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga melakukan terapi bermain meronce tali sepatu pada sedotan yang ditempel pada papan dengan gambar ulat yang cantik warna-warni.
Tujuan dari permainan ini adalah selain untuk mengurangi dampak hospitalisasi juga dapat melatih motorik halus anak, merangsang untuk fokus, merangsang anak bisa menulis, dan mengenalkan berbagai warna pada anak. Dengan memanfaatkan tali sepatu, sedotan plastik, dan papan bergambarkan ulat warna-warni dapat membuat anak sejenak melupakan rasa sakit yang dirasakan. Ny. A salah satu ibu dari pasien mengatakan “Terima kasih, mbak dengan adanya permainan seperti ini anak-anak menjadi tidak takut apabila melihat perawat dan dokter yang sebelumnya jika mereka lewat saja anak-anak sudah menangis”. Dengan antusias orang tua dan anak, kami selaku anggota Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga merasa senang dan merasa bangga karena dapat membantu mengurangi dampak hospitalisasi pada anak yang berada dalam masa perawatan di rumah sakit.
Penulis: Anin Imana (Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
Editor: Fadiya Rizkyna Asadanie (Airlangga Nursing Journalist)
