INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Fakultas Keperawatan Unair & RSJ Menur Memperkenalkan “Srikandi Jawara”

×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 734

NERS NEWS - Kasus bunuh diri sudah sangat mengkhawatirkan, jadi penyebab kematian terbanyak ke-2 di dunia. Bayangkan, bila merujuk data WHO, dapat digambarkan setiap 40 detik ada satu orang yang meninggal dunia karena bunuh diri; dan setiap ada satu yang meninggal, ada 25 percobaan bunuh terjadi, demikian penjelasan awal dr. Yunita Retno Budiarti, Sp.KJ.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Intalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja di RSJ Menur itu dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang digagas mahasiswa Prodi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan (FKp) Unair peminatan keperawatan jiwa, sekaligus merayakan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) pada hari Kamis, 10 Oktober 2019.

Sebelumnya Pak Iskandar, S.Kep.,Ns sebagai ketua panitia kegiatan juga membeberkan berbagai persoalan kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi di dunia, khususnya di Indonesia. Dijelaskan bahwa masalah bunuh diri bisa dipicu kondisi depresi. Bila dirunut lagi akar masalahnya, ada begitu banyak stressor (agen yang menyebabkan stres) yang bermuara pada depresi. Salah satu yang paling banyak dibicarakan saat ini ada kecanduan penggunaan gawai (gadget), khususnya pada anak dan remaja. Kekhawatiran itu terkonfirmasi dengan data bunuh diri lebih banyak terjadi pada usia remaja.

Tidak ingin selalu jatuh pada persoalaan yang sama, -sekaligus menggaungkan tema HKJS 2019 “Prevent Suicide and Mental Health Promotion”, FKp Unair menjalin kerja sama dengan RSJ Menur dan IPKJI (Ikatan Perawata Kesehatan Jiwa Indonesia) cabang Jawa Timur, menyelanggarakan kegiatan bersama yang berpusat di kampus FKp unair.

Pada intinya, kegiatan ini bertujuan untuk promosi kesehatan pencegahan bunuh diri dan menyosialisasikan program inovasi dalam bidang kesehatan jiwa yang bernama: Srikandi Jawara (Skrining Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja). Instrumen tersebut berisi berbagai alat deteksi turunannya yang bisa mengidentifikasi tanda dan gejala awal akan adanya adiksi internet, adiksi gadget, adiksi napza,  dan depresi.

Sasaran kegiatannya bertumpu pada remaja, khususnya mahasiswa/i di FKp Unair. Harapannya, calon perawat atau masyarakat umum yang sempat hadir dalam acara tersebut, bisa memahami hingga mampu melakukan skrining pada orang lain. Nantinya, bila mereka bertugas di masyarakat, apa yang sudah dipelajarinya tinggal diterapkan.

Bila dalam pelaksanaan skrining ditemukan ada yang berisiko tinggi mengalami gangguan jiwa, bisa disarankan atau didampingi untuk melakukan pemeriksaan sekaligus penatalaksaan lebih lanjut di rumah sakit jiwa. Sekadar informasi, RSJ Menur sudah siap menerima pasien rujukan hasil skrining awal tersebut.

Selain kegiatan yang bersifat edukasi tersebut, tersedia juga bilik skrining “Srikandi Jawara” di mana peserta yang sudah ikut sosialisasi bisa langsung mempraktikkan, ada bilik konsultasi bila ditemukan ada yang bermasalah, dan bilik curhat bagi yang masyarakat yang membutuhkan.

Dr. Hanik E. Nihayati, S.Kp.,Ns,M.Kep sebagai dosen pembimbing sekaligus perwakilan pimpinan FKp Unair menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas terselanggaranya kegiatan yang bermanfaat ini. Harapannya, civitas akademika FKp Unair terus menjalin mitra dengan banyak pihak untuk melakukan banyak kegiatan bermanfaat lainnya.

Kegiatan HKJS ini nantinya ditutup dengan acara penyalaan lilin untuk mengenang pelaku bunuh diri pada pukul 18.00 di danau kampus C Unair. Acaranya diisi dengan pembacaan puisi, bernyanyi dan merenung bersama dan berdoa bagi korban bunuh diri. Kiranya semakin banyak orang yang sadar tentang bahaya bunuh diri dan kesehatan jiwa lainnya.

Penulis: Saverinus Suhardin, S.Kep.,Ns (Mahasiswa Magister Keperawatan)

Pin It
Hits 1684

Berita Terbaru