NERS NEWS - Untuk mewujudkan Kota Surabaya bersih dan Masyarakat Sejahtera banyak hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah Pengelolaan Sampah Organik menjadi Maggot.
Pengolahan sampah sampai hari ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi warga, utamanya di kota-kota besar termasuk Surabaya. Padahal setiap harinya, volume sampah terus bertambah.
Kebanyakan sampah rumah tangga berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selebihnya hanya dikubur untuk dijadikan kompos, didaur ulang atau dibakar. Untuk mengolah sampah sendiri memang perlu teknologi yang mahal dan dengan cara yang agak rumit.
Melalui Program Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Angkatan ke XII Fakultas Keperawatanan Universitas Airlangga bekerja sama dengan APSI-Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia, memberikan pelatihan pada masyarakat RW 8 Kelurahan Medoan Semampir.
Program Pengabdian Masyarakat dibuka oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Kusnanto, S.Kp.,M.Kes dan dihadiri oleh ketua RW bapak Juwari, tim dari APSI serta delegasi dari RW lain serta kader-kader RW 8 Kelurahan Medoan Semampir.
Masyarakat RW 8 disosialisasikan dan diberi pelatihan tentang metode mengolah sampah organik dengan cara yang lebih sederhana dan dengan biaya murah, yaitu dengan memanfaatkan maggot atau belatung lalat Black Soldier Flies. Cara memproses sampah berbasis serangga saat ini tengah dikembangkan, dengan program biokonversi, kandungan nutrien yang ada di dalam sampah organik dapat dikonversi menjadi nutrien bentuk lain yaitu biomassa maggot. Biokonversi ini mampu mengolah sampah organik dalam waktu yang lebih cepat dan biaya murah. Selain itu program ini mudah diterapkan oleh siapa saja dari berbagai kalangan dan yang lebih penting, produk yang dihasilkan mempunyai nilai ekonomi.
Dengan tema “Pengelolaan Sampah Berbasis Entrepreneur” diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah yang efektif dan menghasilkan nilai ekonomi.
Penulis: Dr. Kusnanto, S.Kp.,M.Kes.
