INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Program Magister 12 FKp Unair

×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 734

NERS NEWS - Kegiatan Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Magister XII (M-XII) Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga telah dilaksanakan pada Minggu sore (20/10/2019) di Taman Harmoni, Jalan Keputih Tegal Timur II No.249, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Tempat yang dulunya menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kini disulap menjadi Taman Harmoni sebagai sarana rekreasi dan edukasi warga kota Surabaya. Taman yang berada di dekat perkampungan para pemulung ini menjadi latar belakang tempat untuk melakukan pengmas disana. Pengabdian Masyarakat ini bertema Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Melalui PETANI ASIK (Pelatihan Peningkatan Nilai Jual Sampah Plastik).

Ketua pelaksana dari pengmas tersebut adalah Rifky Pradipta, S.Kep., Ns. dengan pembimbing Ibu Dr. Tintin Sukartini S. Kp., M.Kes. Tujuan dari pengmas ini diharapkan warga bisa ikut berpartisipasi untuk mengurangi sampah dengan cara mendaur ulang sampah yang ada untuk dijadikan sesuatu yang bernilai.

Selain adanya PETANI ASIK, pengmas ini juga menghadirkan founder “byrequest craft” Ibu Hepi, S.E. Byrequest craft merupakan suatu bisnis kerajinan dari bahan bekas yang berfokus pada kebutuhan pernikahan. Ibu Hepi mengedukasi warga untuk menciptakan  suatu kerajinan ekonomi kreatif yang berbahan dasar kardus bekas. Kerajinan tersebut bertemakan “mix media” sehingga tidak ada patokan khusus untuk bahan yang digunakan beserta teknik pembuatannya. Ibu Hepi mendemokan cara pembuatan pigora cantik dari kardus bekas dengan aksen-aksen yang sangat menarik, seperti, rumput kayu angin yang berasal dari DI Yogyakarta, biji rotan,dan bunga-bunga plastik (artificial). Ibu Hepi memberi tips bahwa, untuk membuat kerajinan tidak perlu yang rapi dan aksen-aksen kerajinan bisa menggunakan apa yang ada disekitar.

“Sebenarnya membuat kerajinan tidak memerlukan kerapian, justru semakin tidak rapi itu semakin estetis. Lalu untuk rumput kayu angin bisa digantikan dengan rumput yang dikeringkan sendiri dan dicat berwarna hijau, kemudian untuk biji rotan bisa digantikan dengan biji palem yang sudah dikeringkan, ibu-ibu juga bisa menggunakan daun-daun kering sebagai hiasan” ujarnya.

“Kerajinan pigora ini juga dapat memenuhi tugas prakarya anak di sekolah, dan dapat digunakan sebagai souvenir pernikahan” imbuhnya.

Mas Rifky selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa, pengmas ini merupakan langkah awal atau tahap pengenalan kepada masyarakat bahwa sampah bisa dijual dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi apabila diolah kembali dengan cara yang tepat.

“Satu kilo gram ( 1 kg) sampah plastik jika dijual hanya dihargai senilai Rp.1000,- oleh karena itu, warga disini diajarkan cara untuk usaha kerajinan ekonomi kreatif agar dapat meningkatkan nilai jual dari sampah plastik” ujar Mas Rifky.

Perlu diketahui bahwa, sebuah pigora yang telah dibuat oleh bu Hepi, diberi harga berkisar Rp.290.000,- sampai Rp, 1.500.000,- namun dengan nominal harga tersebut, pigora sudah ditambahkan dengan kaca agar lebih pantas untuk dijual.

“Yang asal mulanya hanya kardus bekas, bisa menjadi sesuatu yang sangat bernilai ketika sudah menjadi kerajinan cantik seperti pigora ini” ujar bu Yuli selaku MC dengan keheranan.

Acara pengmas ini diharapkan bisa berkelanjutan, supaya warga disini dapat mandiri dengan ekonomi yang lebih baik, menciptakan ketentraman, meningkatkan keterampilan berpikir dan keterampilan lain yang dibutuhkan.

“Saya berharap acara pengmas ini tidak hanya berhenti disini, namun bisa berkelanjutan.” ucap bu Tintin.

Penulis: Airlangga Nursing Journalist (ANJ)

Pin It
Hits 1286

Berita Terbaru